Sabtu, 08 Oktober 2011

Menemukan Sosok-sosok Terbaik Melalui Jalan-Nya


Sedikit bercerita bagaimana saya bertahan dengan pilihan saya untuk sekolah di luar negeri, tepatnya di Malaysia. Walaupun hasilnya pun belum jelas. Tapi alhamdulillah, saya dikenalkan dengan orang-orang yang luar biasa sehingga saya punya kekuatan lebih, bukan hanya dari diri saya, tapi juga support dari orang lain.

Awal saya tahu adanya sebuah universitas di Malaysia bernama IIUM, saya temukan di brosur UMY. Dari pihak UMY ada kerjasama dengan IIUM dibidang kedokteran, kalau tidak salah. Kebetulan beberapa hari kemudian, kedua orangtua saya akan mengadakan kunjungan ke Negeri Jiran tersebut. Saat itu, saya hanya berpesan "Tolong lihatkan universitas IIUM disana ya”. Namun sangat disayangkan, dengan kegiatan beliau yang padat sehingga tidak sempat untuk berkunjung kesana. Tetapi beliau menyempatkan diri bertanya pada guide disana. Guide itu bilang, “It’s good”.

Ya, saya sangat ingin sekali kuliah disana sejak lepas SMA. Waktu itu saya berniat kuliah di Malaysia bersama salah seorang sahabat saya. Tapi mungkin belum ada jalannya aja. Sahabat saya pun tidak mendapat ijin dan bekerja. Lalu saya pun memilih melanjutkan bimbel di Yogyakarta. Kali ini pun seperti kejadian yang lalu, kandas keinginan saya begitu saja. Karena memang saya gak punya link kesana. Hehe..

Sekembali dari Yogyakarta, saya menetap di rumah, Tangerang. Sembari menunggu hasil ujian mandiri lainnya, setelah saya dipastikan tidak lolos SNMPTN lagi. -___-
Kemudian, alhamdulillah saya lolos di psikologi Unpad. Walau saya juga ingin ke psikologi, selain kedokteran, tapi rasanya belum sreg aja.

Selama di rumah, saya rajin bekam loh, di klinik sehat El-Arsy namanya. Berhubung saya eksis, orang yg bekamin hapal dengan saya, hehe. Termasuk tahu dengan keinginan saya melanjutkan studi ke Malaysia. Dia pun mengenalkan saya pada sang empunya El-Arsy, Pak Am (panggilan akrab ceritanya) yang memiliki istri sedang menempuh s3 di Malaysia tepatnya di IIUM pula.

Umaaa.. saya yakin ini bukan kebetulan, tapi bagian dari scenario Allah. Dari yang kehilangan gaung tentang IIUM, lalu dipertemukan lagi dengan cara tak terduga. Saya di suruh menghubungi istri beliau, Ibu Atiqi Chollisni, mungkin bisa sharing. Dalam hati cuma merasakan satu, seneng banget! Hehe..

Dan inilah sosok-sosok yang membuat saya optimis keterima IIUM.

Ibu Atiqi Chollisni
Dari beliau saya jadi termotivasi untuk mencoba di IIUM. Akhirnya, saya pun melepas status mahasiswa di Unpad. Banyak pertimbangan yang harus di pikirkan lagi dan beliau pun turut memberikan gambaran plus minus nya Unpad dan IIUM. Gak cuma itu, beliau pun mengenalkan saya pada temen indo-nya beliau di bagian penerimaan maba di IIUM. Udah gitu, waktu pembayaran form saya cukup mengalami kesulitan dan beliau pun bersedia dengan senang hati menalangi dulu biaya form nya. Subhanallah banget kan ? J

Alhamdulillah beberapa hari yang lalu saya sempat dipertemukan dengan beliau. Subhanallah banget, orangnya baik, rendah hati, dengar cerita-ceritanya pun rasanya jadi termotivasi sendiri. Beliau ini sedang melanjutkan s3 di Islamic Banking Finance, perekenomian syariah begitulah, bersama 3 putra putri nya yang ikut bersekolah disana.

Kalau ada orang yang bilang, orang kaya itu sombong, InshaAllah bukan karakter beliau. Saya sudah membuktikannya kok J  Saya bukan sepupu atau saudara dekatnya, tapi beliau begitu baik membantu saya. Bu Atiqi pun bilang, InshaAllah gak ada murid yang gak diterima di IIUM, Amiiin J

Kemarin beliau bercerita bagaimana suasana lingkungan kampus IIUM. 1 hal yang bikin interest banget, semua kehidupan kampus terintegrasi pada masjid, sebagai pusatnya. Kampus-kampus letaknya di sekeliling masjid dan asrama (mahallah) berada di sekitar kampus itu sendiri. Ngebayangin nya jadi ingat tata surya. Masjid sebagai matahari, kampus planetnya, dan asrama sebagai satelit/bulan. Subhanallah banget tuh J Belum pernah lihat sih, tapi terbayangnya begitu. *semoga bener. Hehe.
Begitulah sedikit ulasan tentang Ibu Atiqi J
Selanjutnya, sosok hebat buat saya,

Bapak Muhamad Abduh
Pak Abduh ini teman nya Bu Tiqi yang saya ceritakan di atas. (kalo lupa, baca lagi dari awal.hehe..). Alhamdulillah beliau juga orang hebat. Beliau welcome banget dalam membalas email-email saya. Melalui beliau, saya mencoba mengirimkan berkas ke IIUM. Pak abduh ini dosen, kalau tidak salah, di Fakultas Ekonomi. Banyak hal yang sering saya tanyakan beliau terkait masalah teknis pendaftaran, sering papa saya telfon untuk menanyakan berita, alhamdulillah Pak Abduh pun juga senang hati menjawabnya. Terkadang ada berkas-berkas yang belum lengkap, beliau berbaik hati memberitahu saya. Sampai saat ini pun, saya belum pernah bertemu dengan Pak Abduh. Tapi saya yakin, InshaAllah orangnya pun rendah hati, tidak mengecewakan. Hehe..

Yang pasti, saya bersyukur banget sudah diperkenalkan mengenal sosok-sosok hebat melalui scenario Allah yang gak pernah terduga ini. Saya memang sangat berharap keterima di IIUM, tapi biar Allah yang menunjukkan jalan terbaik.
        Keinginan ini memiliki alasan kurang lebih seperti yang ditulis    oranglain berikut :

IIUM, International Islamic University of Malaysia (IIUM). Aku ingin menjejaki kemegahan peradaban Ilmu Islam disana. Bagaimana cerita-cerita para penuntut ilmu di IIUM selalu berkesan. Masjidnya yang megah, tarawihnya yang lama dengan baca’an-baca’an Al Qur’an yang menggetarkan, asramanya yang nyaman, pemandangan kampusnya yang aduhai, juga kumpulan-kumpulan literatur Islam dan Ilmu sains yang berjejaran diperpustakaannya.” (almuhandis.wordpress.com)

IIUM kampus baik, dengan nuansa islaminya yang kental. Tapi Wallahu’alam apakah itu juga kampus terbaik buat saya .
Optimis aja, Bismillah J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar